Senin, 15 Juli 2019

Pencak Silat UEU Raih Medali di PSHT Cup 2019

This image has an empty alt attribute; its file name is Suasana-Saat-Mahasiswa-Juara-Pencak-Silat.jpg

Esaunggul.ac.id, Prestasi kembali diraih oleh mahasiswa Esa Unggul, kali ini prestasi datang dari Tim Pencak Silat UEU yang berhasil merebut dua medali di ajang PSHT Cup 2019, yang diselenggarakan di GOR Popki Cibubur, Jakarta Timur, 5-7 Juli 2019. Dua medali dalam ajang PSHT ini didapatkan oleh Alwan Erial (Fakultas Fisioterapi) 2018 yang mendapatkan Juara satu sedangkan M. Raafi Al Ghifari (Fakultas Hukum ) mendapatkan Juara TIGA.

Wakil Ketua Pra UKM Pencak Silat UEU yang juga punggawa Tim Pencak Silat, M. Raafi Al Ghifari mengatakan dalam menghadapi Turnamen PSHT Cup ini, sejumlah latihan dipersiapkan untuk para Punggawa Tim Pencak Silat UEU. Terhitung latihan yang dilaksanakan selama tiga bulan dan dilakukan secara intensif.

"Terhitung selama hampir tiga bulan kami mempersiapkan untuk PSHT CUP, latihan ini kami lakukan di sekitar kampus seperti di Lapangan UEU atau depan Ballroom Aula Kemala. Meskipun harus membagi waktu antara kuliah dan latihan, namun Tim Taekwondo mampu memaksimalkan latihan yang dilakukan," ujar Raafi, beberapa waktu yang lalu.

Dirinya berharap prestasi ini menjadi momentum bagi tim Silat UEU untuk dapat bekermbang dan meningkatkan kemampuan serta skill agar dapat merebut sejumlah prestasi baik skala nasional maupun internasional.

"Mudah-mudahan kedepannya dapat menjadi juara umum dalam ajang PSHT dan ajang- ajang besar lainya, agar mampu menarik sejumlah mahasiswa karena untuk menjadi juara umum butuh atlet yang lebih banyak lagi, karena sekarang atlet di ueu masih kurang," tutupnya.

Selasa, 08 Januari 2019

Sosialisasikan pentingnya Hidup Sehat, Esa Unggul Healthy Care Hadir di Car Free Days Sudirman-Thamrin


 Masyarakat saat Cek Gula Darah, Kolestrol dan Golongan Darah

Esaunggul.ac.id, Esa Unggul kembali hadir di acara Car Free Day (CFD) Sudirman-Thamrin, minggu (06/01). Bertempat di samping Wisma Indosemen, Dukuh Atas, Esa Unggul membuka Stan pemeriksaan Kesehatan untuk masyarakat umum. Pelayanan Kesehatan UEU dalam Esa Unggul Healthy Care ini diantaranya pemeriksaan Golongan darah, konsultasi kesehatan, Cek Gula darah, cek kolestrol hingga pemeriksaan Fisioterapi.

   
Suasana Tim Fisioterapi Saat CFD

Sejumlah masyarakat pun antusias mengikuti pemeriksaan kesehatan Esa Unggul, salah satunya diungkapkan oleh Gatot Rahmadi yang memeriksakan kesehatannya di Esgul Healthy Care. Menurutnya kegiatan ini sangat positif karena memberikan fasilitas kepada masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya secara gratis. Dirinya berharap kegiatan ini kembali dapat diadakan setiap Car Free Day.

“Mudah-mudahan acara ini bisa diadakan rutin, karena manfaatnya sangat luas, saya sangat berterima kasih kepada Esa Unggul karena mengadakan acara ini, soalnya saya jadi mengetahui kondisi kesehatan saya seperti apa,” terangnya.

Sejumlah Masyarakat yang ikut memeriksakan Kesehatannya di CFD

Sementara itu, koordinator pelaksana Esgul Healthy Care Dwita Uthami mengatakan dipilihnya momen Car Free Day untuk menyelenggarakan pemeriksaan Kesehatan dikarenakan CFD menjadi momen yang tepat untuk menjangkau masyarakat dari berbagai elemen khususnya kaum milenial yang saat ini sedang menggandrungi hidup sehat dan olahraga.

“Momen CFD ini sangat tepat untuk kita memberikan edukasi dan mensosialisasikan hidup sehat kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya kaum muda yakni generasi milenial, sehingga mereka bisa mengatur pola hidup sehat seperti apa,” ungkapnya.

Foto Bersama Seusai Cek Kesehataan

Acara Esa Unggul Healthy Care ini berlangsung mulai pukul 06.30 hingga 11.00 WIB bersamaan dengan selesainya CFD.

Senin, 03 Desember 2018

Ingin Fisioterapis Tak Sekadar Jadi Pekerja, Tapi Juga Ilmuwan

Wahyuddin Fisioterapi Pertama di Indonesia
Wahyuddin Fisioterapi Pertama di Indonesia
Esaunggul.ac.id, Aktivitas di ruang laboratium Fisioterapi olahraga, Terapi latihan, dan Kardiopulmonal Universitas Esa Unggul, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, siang itu (16/11) superpadat. Belasan atlet menjalani treatment dari para personal fisioterapis. Salah seorang atlet yang sedang menjalani treatment adalah gelandang Sriwijaya FC Palembang Ichsan Kurniawan. Pemain berusia 22 tahun tersebut menjalani program terapi penyembuhan cedera lutut.
Di tengah aktivitas treatment para atlet, pria berperwakan gemuk memasuki ruang laboratorium Fisioterapi olahraga, terapi latihan, dan Kardiopolmunal. Dia adalah Ketua Pusat Studi Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul Wahyuddin. Dia datang untuk memantau jalannya Treatment. Termasuk melihat perkembangan penyembuhan cedera Ichsan. “Memang banyak pesepak bola yang datang ke sini untuk menjalani terapi,” tuturnya kepada Jawa Pos.
Wahyuddin menerangkan, Universitas  Esa Unggul ramai didatangi para atlet dan pesepak bola profesional karena kualitas. Perguruan tinggi tersebut memiliki tenaga ahli yang dapat menangani setiap permasalahan atlet. “Kami mengikuti standardisasi dari luar luar negeri. Itu yang kami tawarkan. Karena itu, meskipun tidak dipromosikan ke publik, tapi selalu ada pasien yang datang ke sini,” terang pria kelahiran Kaluku, Sulawesi Selatan, 4 Desember 1974, tersebut.
Meski menjabat Ketua Pusat Studi Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Wahyuddin tetap ikut turun gunung menangani pasien. Dia menerangkan, pasien ditangani di luar waktunya mengajar. Meskipun membagi tugas pekerjaan, pria berusia 43 tahun itu tetap teliti dan fokus menagani pasien. ” Saya mengatur waktu supaya sinkron dengan kegiatan. Jadi, menangani pasien benar-benar berdasarkan perjanjian,” ungkap bapak satu anak ini.
Kendati demikian, tidak banyak pasien yang ditangai langsung oleh Wahyuddin. Mengajar dan menjalani peran sebagai Ketua Pusat Studi Fakultas Fisioterapi Universitas  Esa Unggul tetap menjadi fokus utama. Dalam menjalani peran sebagai dosen dan Ketua Pusat studi Fakultas Fakultas, anak sulung tujuh bersaudara di keluarganya itu ingin mengikis ketertinggalan Indonesia dengan negara-negara di Asia Tenggara dalam urusan Fisioterapi.
Wahyuddin menerangkan, Fisioterapui di beberapa negara di Asia Tenggara sudah melampaui Indonesia,. Thailand, misalnya, Kampus Negeri Gajah Putih itu sudah memiliki jenjang Doktoral Fisioterapi. Hal itulah yang menjadi alasanya tertarik menempuh Pendidikan S-3 di Mahidol, University, Thailand. Di Universitas itu, Wahyuddin mendapat gelar doktoral sekaligus doktor Fisioterapi pertama di Indonesia. Pria lulusan akademi Fisioterapi Makkasar itu mengungkapkan, kesempatan menempuh pendidikan di Mahidol University didapat dengan jalan beasiswa.
“Saat itu, saya memutuskan untuk mengambil jenjang S-3 di Thailand karena Indonesia ketinggalan di bidang pendidikan Fisioterapi. Karena itu imbasnya pelayanan publik belum maksimal”. Jelas pria yang mengambil pendidikan S-2 di Asia University, Taiwan tersebut. Karena niat mulia itu, saat menyandang gelar doktor, wahyuddin pulang ke tanah air untuk memajukan dunia Fisioterapi di Indonesia. Meskipun sebenernya, gelar dkotor, Wahyuddin bisa bekerja di luar negeri.
” Di luar negeri, potensi financial dan opportunity untuk riset memang lebih bagus. Tapi, saya pulang ke Indonesia karena rasa tanggung jawab. Lagi pula, saya mendapatkan beasiswa kan dari pemerintah.” ujarnya.
Tanggung jawab Wahyuddin untuk memajukan Fisioterapi di Indonesia diterapkan di Esa Unggul. Salah satu perubahan yang dilakukan Wahyuddin adalah mengubah pola pikir masyarakat terhadap peran Fisioterapis. ” Fisioterapis disiapkan untuk membantu tugas dokter. Dulu, seorang Fisioterapis tidak perlu dalam ilmunya. Cukup skill-nya saja yang bagus. Sekarang tidak bisa begitu,” tegasnya.
Menurut Wahyuddin Indonesia tidak tertinggal jauh dari negara dalam hal skill, namun dalam hal Basic science, Fisioterapi negara lain jauh lebih unggul daripada Indonesia. Karena itu, Wahyuddin menekankan Fisioterapis Indonesia harus memiliki wawasan yang tinggi. ” Itu kemudian kami pelan-pelan mengadopsi hal tersebut melalui mata kuliah. Saya berharap ketertinggalan Indonesia tidak melebar,” ucapnya.
Wahyuddin ingin Fisioterapis di Indonesia tidak sekedar menjadi pekerja medis. Dia ingin Fisioterapis menjadi ilmuwan yang bekerja. Karena itu, seseorang Fisioterapis harus memiliki pengetahuan yang tajam. Fisioterapis juga harus bisa berpikir kritis,” Memang tidak mudah mengubah paradigma itu. Tapi, untuk menjadi Fisioterapis, harus menguasai pengetahuan dan Skill,” tegas pria yang sangat gemar bermain badminton tersebut.
Secara tidak langsung dampak perubahan pola pikir itu membuat animo masyarakat untuk menekuni ilmu Fisioterapi meningkat. Wahyuddin berharap animo masyarakat bisa semakin bertambah. Angka peminat Fisioterapi meningkat. Namun, program studi Fisioterapiu belum menjadi Primadona. “Hampir jarang saya temukan pilihan utama calon mahasiswa saat mendaftar kuliah adalah mengambil program studi Fisioterapi,” jelasnya.
Menurut Wahyuddin, program studi Fisioterapi belum menjadi primadona karena belum semua lapisan masyarakat mengenalnya. Terutama masyarakat pedesaan. ” Di desa kan indentik dengan pengobatan tradisional. Jadi, perkembangannya agak lambat. Tapi, kalau di kota, sudah berkembangnya agak lambat. Tapi kalau di kota, sudah berkambang. Apalagi setelah melihat Tim Nasional Indonesia memiliki Fisioterapi,” terang pria yang sempat tertarik menekuni Ilmu Ekonomi tersebut.
Jarum jam menunjukan pukul 14.36, seiring waktu berjalan obrolan hangat dengan Wahyuddin harus berakhir. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya sebelum meninggalkan kampus. Salah satunya pasien, menangani pasien. Mudah-mudahan , Wahyuddin selalu diberi kesehatan supaya bisa terus membuat perubahan di dunia Fisioterapi Indonesia. Semoga.

Selasa, 18 September 2018

Bakti Sosial Gabungan 1000 Anak Yatim

Bakti Sosial Gabungan Peduli 1000 Anak Yatim

Assalamualaikum Wr Wb

Salam Sejahtera

Mari ikut Berdonasi dan bergabung bersama kami..
Dalam Pagelaran Akbar BAKTI SOSIAL GABUNGAN ALL BIKER”SANTUNAN 1000 YATIM PIATU 2018″.
Yang Insyaa Allah akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal: Minggu, 16 September 2018
Lokasi: Yayasan Yatim Piatu Insan Madani,Pamijahan 1,Gunung Bunder,Bogor
Acara: *- Santunan 1000 anak yatim*
*- Pemeriksaan kesehatan*
*- Fisiotherapy*
*- Penyuluhan hukum*


Supported by: – Universitas Esa Unggul Jakarta
– Yayasan Perguruan Birrul Waalaidain, Selabenda – Bogor
– IMI (IKatan Motor Indonesia).


Untuk info dan kordinasi dapat menghubungi: – Ketua panitia:
1. Aziz B. SMC
Cp. 0813-9821-1710
2. Al. JABRIKS
0813-8665-2777
3. Sahury. EMBRO.
Cp. 0856-9114-4604 – Humas:
1.Maulana F. EMBRO
Cp. 0857-7246-7775
2.Deni Pandanu. VBRC Jakarta
Cp. 0857-1735-4006
3. Agung YBCI Jakbar
Cp. 0895-0619-1069
4. Bani Tangguh, Birrul Waalaidain (Wilayah BOGOR)
Cp. 0822-1386-9453


Info rekening resmi donasi dapat ditransfer ke:
– BANK MANDIRI
ACC. 1650000901737
AN. TRIYONO
– BANK BCA
ACC. 6010020351
AN. TRIYONO


Info media sosial:
Fb: baksos gabungan
Ig: bakti sosial gabungan


Beli Kaossss dah Sedekahhh….
Beli pincor dah Sedekah……
Beli Sweater dah Sedekah….
Proposal adaaaaa…
Sticker BassGab adaaaaaa….
Pokoknya BARRAKAHHH…..
yuukkkk….hubungi kami…..


Kamis, 09 November 2017

Esa Unggul Gelar Pemeriksaan Kesehatan di Car Free Day

Foto Bersama Seusai Penyelenggaraan Car Free Day
Esaunggul.ac.id, Jakarta Barat, GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat) yang merupakan program pemerintah mensosialisasikan pentingnya kesehatan kepada masayarakat menjadi sebuah bukti masalah kesehatan merupakan isu utama yang harus diperhatikan oleh seluruh kalangan. Untuk itu, Esa Unggul sebagai sebuah instansi pendidikan yang menjunjung Tri Dharma yakni Pengabdian kepada Masyarakat merasa terpanggil untuk menyukseskan program pemerintah tersebut.
Salah satu langkah yang dilakukan yakni menggelar acara pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan saat momen Car Free Day Minggu (5/11). Ketua Pelaksana Car Free Day Dwita Uthami Putri menjelaskan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Esa Unggul mengambil tema mewujudkan Indonesia sehat, melayani berbgai pemeriksaan seperti cek kolestrol, darah dan pemeriksaan tensi, selain itu juga terdapat konsultasi gizi, penghitungan masa tubuh, serta cek Fisioterapi.
“Pelayanan pada Pemeriksaan kesehatan Esa Unggul di Car Free Day dilakukan selain untuk mempromosikan Universitas Esa Unggul, momen ini juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentangnya pentingya menjaga kesehatan. Untuk itu pelayanan yang kami tawarkan di pemeriksaan kesehatan tersebut dilaksanakan secara lengkap seperti cek kolestrol, gula darah, tensi, Fisioterapi yang menyediakan pelayanan keseimbangan tubuh, mengecek masa tubuh , konsultasi gizi hingga pemeriksaan susanan tulang,” tutur Dwita Saat Car Free Day, Di Dukuh Atas, Jakarta Pusat (5/11/2017).
Masyarakat yang Meminati Stan Pemeriksaan Esa Unggul Saat Car Free Day
Dwita pun menerangkan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Esa Unggul dalam acara Car Free Day merupakan keikutserataan yang kedua kalinya, sebelumnya Esa Unggul mengadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan pada Car Free Day bulan Agustus lalu. “Kami dari Esa Unggul memilih momen Car Free Day dikarenakan saat CFD tersebut banyak dari masyarakat yang sedang berolahraga bersama keluarga, nah ini kami manfaatkan untuk menawarkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” katanya.
Dirinya bersama rekan-rekan Esa Unggul pun berharap pemeriksaan kesehatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang memiliki masalah di bidang kesehatan dan semakin membuat masyarakat sadar pentingnya menjaga kesehatan serta pengecekan kesehatan berkala.
“Pemeriksaan kesehatan itu sangat penting diperhatikan, selain untuk mengetahui penyakit apa yang kita alami , masyarakat pun dapat mencegah penyakit-penyakit yang akan menyerang karena langkah preventif lebih baik daripada mengobati,” tutupnya.
Suasana Saat Pemeriksaan Kesehatan Esa Unggul
Universitas Esa Unggul secara berkala mengadakan pemeriksan kesehatan di Car Free Day. Pada pemeriksaan kesehatan Car Free Day terakhir, sekitar 180 orang dilayani oleh 28 tim kesehatan Esa Unggul yang terdiri dari 15 orang dari Fisioterapi, 8 orang dari ilmu Gizi dan 5 orang dari Keperawatan. Pemeriksaan kesehatan Esa Unggul sendiri berlokasi di daerah Dukuh atas sisi timur dan berlangsung dengan lancar.

Selasa, 10 Oktober 2017

Universitas Esa Unggul Juara 1 Olimpiade Fisioterapi Nasional


Universitas Esa Unggul Juara 1 Olimpiade Fisioterapi Nasional
Universitas Esa Unggul Juara 1 Olimpiade Fisioterapi Nasional

Universitas Esa Unggul Juara 1 Olimpiade Fisioterapi Nasional

Selamat kepada teman-teman tim Olimpiade Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul yang telah menjadi juara umum Olimpiade Fisioterapi Nasional yang diselenggarakan oleh Poltekkes Kemenkes Jakarta III, dengan Tema:
Comprehensive Physical Therapy Process in Neurological & Musculoskeletal Aspect of Spine Problem Using Latest Method
Juara 1 Universitas Esa Unggul
Juara 2 Dhyana Pura Bali
Juara 3 Akfis Dustira
Terimakasih kepada Para Dosen Pembimbing dan teman-teman yang telah berusaha.